Pertemuan Bina Iman Anak (BIA) yang diselenggarakan di Duri pada tanggal 3 s.d 5 Juli 2017 diikuti oleh 11 Paroki yaitu : mulai dari Paroki termuda Taluk Kuantan, Paroki Air Molek, Paroki Kerinci, Paroki Perawang, Paroki Santo Paulus Labuh Baru, Paroki Santa Maria Fatima Pekanbaru, Paroki Pasir Pangarayan, Paroki Santo Yosef Duri yang menjadi tuan rumah, Paroki Dumai, Paroki Bagan Batu, dan Paroki Bagan siapi-api. Masing-masing paroki mengirimkan peserta dan Pembina kurang lebih 50 orang walaupun dari panitia memberikan kuota untuk peserta 50 orang dan pendamping 10 orang (tetapi semua paroki tidak ada yang memenuhi kuota tersebut).
Para rombongan dari berbagai paroki langsung melakuan registrasi saat tiba di Paroki St Yosef Duri. Setelah mendapatkan pengarahan dari panitia peserta diantar menuju tempat penginapan yaitu di ruang kelas, perempuan di SD dan laki-laki di SMP. Barang-barang yang di bawa adalah tikar, air minum mineral dan air gallon hal tersebut untuk mencegah kekurangan minum jika persediaan kurang.
Setelah acara pembukaan dilakukan ditampilkan lomba Yel-yel. . Anak-anak menampilkan yel-yelnya dengan sangat semangat dan dapat memukau semua juri dan penonton.
Adapun tema dari pertemua BIA serawil Riau adalah “Mari Bersaksi Menjadi Terang dan Garam Dunia”. Yang menjadi nara sumber dalam acara ini adalah Pastor Bernad Lee, Pr bersama teamnya dari Padang. Pastor Bernad merupakan Direktur dari Komisi Serikat Anak Misioner. Lagu-lagu yang diajarkan selama pertemuan membuat anak-anak bersemangat dan lupa kalau sudah capek.
Pada hari kedua diadakan aksi panggilan dengan cara para biarawan-biarawati dibagi kepada masing-masing paroki. Santo Paulus mendapat Pastor Nicolaus, OFM. Cap., Sr. Elisabeth, OSF, dan Sr. Yulita, KYM. Pastor dan suster-suster menceritakan bagaimana mereka terpanggil, apa kesulitan-kesulitan saat pertama kali mau masuk biara, dan bagaimana mereka mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Cerita tersebut adalah hal yang menarik bagi anak-anak, juga ada session Tanya jawab. Setelah aksi panggilan perparoki dilanjutkan dengan aksi panggilan oleh Kongregasi KSFL dan FCJM. Selanjutnya ada misa Panggilan yang dilakukan secara konseleban oleh semua pastor yang hadir.
Malam hari kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni dan masing-masing paroki menunjukkan kebolehannya dalam pentas seni. Paroki yang tidak sempat tampil pada malam hari dilanjutkan pada hari ketiga. Selain pentas seni juga ada permainan lempar bola dan hulahop. Peserta permainan buka hanya anak-anak tetapi juga Pembina juga para biarawan dan biarawati semua dilibatkan dalam permainan tersebut. Setelah misa penutupan dan makan siang bersama dilanjutkan dengan acara sayonara.